Malam tadi
Bintang menghias malam, dingin menyisakan embun,
bercengkrama pada bunga yang merentangkan kelopaknya…. Aku lebih memilih
dibalik selimut, mencoba memejamkan mata ini sebelum fajar mengharuskanku utk lekas bergegas,
sebelum matahari mengembalikan embun keatas langit.
Aku begitu sangat mengantuk, tapi suara di kepalaku
membuatku tetap terjaga padahal pagi ini sudah jam tiga. Kadang-kadang bisikan
hati juga turut serta bercerita…… desir Freon kulkas bagai pemotong rumput,
kadang-kadang berhenti, lalu tiba-tiba berbunyi lagi…. detak jam dinding
seperti dentuman meriam di hening pagi ini, meski kuterus berharap bahwa lelap
ini mampu merajut saraf2 dikelopak mata ini untuk bisa melewati sisa pagi yang
harus kulalui….
Entah, kapan ku menyadarinya, saat suara jam dinding terdengar
begitu indah, Freon kulkas sperti melantunkan symphony, merangkai suara merdu
yang mengantarkanku pada sebuah nama yang selalu kurindu…..
Aku menemukan diriku diantara padang, bukit bunga mewarna, yang
puncaknya berselimut kabut, tertutup awan, hampir tak ada tanah tersisa, semua
tertutup penuh Bunga, lantunan symphony masih terdengar lewat desir angin yang
membuat tarian indah pada bunga-bunga di padang ini…. Aku terus melangkah, kubiarkan kaki ini melewati dedaunan diantara bunga,
bergerak mencari apa yang sedang kucari, terkadang desir angin ini begitu jelas
terdengar membisikkan nama yang selalu kurindu…. Namamu.
Rupanya aku bermimpi tadi, kulihat diluar sudah membiru, hati
dan fikirku selalu mengingatmu, inikah yang dinamakan merindu???
Subang, 21 Mei 2012
Saat susah tidur malam tadi
Komentar