Perahu Kertas
Perahu Kertas Arif duduk diatas tempat tidur mama, menunggu hujan yang tak reda dalam dua hari, selama itu Arif tak pergi ke TPQ, selama itu pula dia tak diizinkan keluar rumah oleh mama. Genangan air di halaman depan rumahnya makin meninggi, dia berharap hujan segera berhenti agar bisa bermain perahu-kertas bersama teman-temannya diluar. Segera ia mengambil buku tulis dari dalam tas diatas lemari. Dirobeknya buku tulis bagian tengah, dia mulai melipat-lipat, membuat perahu kertas yang diajarkan nenek waktu berkunjung kerumahnya dua minggu lalu. Arif berlari menuju ruang depan dan lalu berdiri diatas kursi panjang, memegangi perahu kertas yang baru saja selesai dibuatnya, membuka jendela dan melongok keluar. Hujan masih lebat dan bahkan rasanya semakin lebat, tak seorangpun teman dilihatnya. Angin dingin menerpa wajahnya, meninggalkan titik-titik putih lembut di wajah dan poni yang menutupi alisnya. Sege...