PENCEGAHAN HIV/AIDS DENGAN YO-YO dan BUMERANG


SUBANG, Salah satu upaya untuk mencegah laju penularan HIV/AIDS diperlukan metoda yang baik. Diantaranya melalui kegiatan sosialisasi yang menyenangkan atau olahraga yang menyenangkan. Misalnya melalui kegiatan permainan olahraga bumerang atau permainan yo-yo atau permainan lainnya yang memang menjadi hobi generasi muda. Upaya ini khususnya ditujukan kepada para siswa yang masih bersih dalam usia sekolah. Selanjutnya upaya ini dilakukan berkesinambungan. Sehingga kesadaran akan bahaya HIV/AIDS dan upaya menghindari dari bahayanya terus terjaga. "Seperti saya tahu bahaya HIV/AIDS itu sejak SD. Tetapi ketika SMP hampir tidak ada informasi tentang bahayanya lagi. Apalagi ketika memasuki masa menyukai lawan jenis. Tentu sangat rawan," jelas salah seorang staf Bagian Promosi dan Duta Wisata, Dinas Budparpora Kab. Subang, Oke Rosgana ketika menjelaskan upaya tentang idenya dalam upaya pencegahan HIV/AIDS.

Pihak yang perlu mendapat penanganan serius ialah generasi muda yang masih bersih supaya tidak tertular. Sebagian besar penularan HIV/AIDS akibat dari perilaku hidup yang kurang sehat. Maka dari itu mereka perlu diberikan penyadaran sejak dini melalui kegiatan mendidik dan menyenangkan (edutainment). Malah diharapkan dengan kegiatan olahraga yang menyenangkan para generasi muda bisa mencetak prestasi yang mengharumkan bangsa.

Kegiatan ini bagian dari Rapat Penyusunan Rencana Kerja Penanggulangan HIV/AIDS KPAI Kab. Subang yang diselenggarakan oleh Tim Asistensi KPAI. Biro Yansos Provinsi Jawa Barat, di Aula Dinas Kesehatan Kab. Subang, Senin (30/1).

Pada kesempatan itu Tim Asistensi KPAI, Provinsi Jawa Barat, Drs. Juliyanto menyampaikan tentang upaya strategi penanggulngan HIV/AIDS dan diharapkan kepada instansi di daerah Kabupaten Subang bisa menyusun rencana kerja dalam upaya pencegahan HIV/AIDS dengan melibatkan semua unsur masyarakat.

Sementara upaya Dinas Kesehatan Kab. Subang sebagaimana dikatakan oleh Dr. Ahmad Nasuhi, ialah dengan melakukan upaya pemusnahan limbah medis secara cermat. Dengan melakukan pemusnahan secara langsung terutama di RSU dengan incenerator. Hal yang sama juga diterapkan kepada bidan praktek. "Bila yang dekat dengan instalasi RSUD bisa dilakukan pemusnahan di RSUD," jelasnya. Mengenai pemusnahan limbah medis ini, lanjut Dr. Amhad Nasuhi, akan disertakan dalam syarat perpanjangan Surat Ijin Praktek (SIP) disertakan kesanggupan untuk memusnahkan limbah medis. Seringkali limbah-limbah medis seperti bekas alat suntik dijadikan mainan yang dijual di sekolah-sekolah dasar. "Padahal kita tidak tahu bagaimana cara mebersikannya," jelas Dr. Ahmad.

Dari Dinas Tenaga Kerja kepada keluarga TKI yang bekerja di luar negeri akan dilakukan monitoring dan pembinaan kepada kedua belah pihak, baik istri atau suaminya. Dari kasus HIV/AIDS yang ditemukan. Khususnya dari TKI, diantara 5 kasus, 3 diantaranya dari pihak yang bekerja di luar negeri dan 2 lainnya dari keluarga yang ditinggalkan di dalam negeri. Seringkali TKI yang bekerja di luar negeri dipekerjakan di tempat hiburan atau yang rawan tertular. Adapula sebaliknya di luar negeri aman tetapi keluarga yang ditinggalkan malah tertular akibat dari perilaku kurang baik.

Anggota DPRD Kab. Subang, H. Rosyid, menyampaikan bahwa untuk selanjutnya mengenai upaya penanggulangan HIV/AIDS bisa dibahas bersama pimpinan daerah. Terutama masalah anggaran sehingga Dewan bisa ikut masukan anggaran penanggulangan dengan melakukan pembahasan bersama pihak pengambil keputusan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenis dan Tipe Yo-Yo

walkera 5-6

Membersihkan Bearing Yo-Yo