Artikel SInar Harapan- Senin 24 Januari 2011
Dari Trik Atraktif sampai Asah Motorik
Jakarta – Tentu sudah banyak yang mengetahui permainan yoyo.
Maklum, yoyo yang punya sejarah cukup panjang ini telah  menjadi permainan merakyat. Variasi trik permainan ini pun  bermacam-macam.
Secara sederhana, yoyo kerap dimainkan dengan  melemparkannya ke bawah dan sesaat kemudian yoyo akan kembali ke tangan.  Bisa pula dilempar mendatar atau ke atas, lalu yoyo pun kembali lagi  dalam genggaman pemiliknya.
Tetapi sebenarnya bermain yoyo tidak  hanya sebatas menghempaskannya ke bawah lalu menariknya kembali ke  tangan. Dengan kata lain, yoyo tidak hanya sekadar berputar naik turun  dengan bantuan tali saja, melainkan ada segudang trik atraktif yang  dapat dilakukan lewat alat yang biasanya berbahan kayu, bambu, plastik  atau logam yang memiliki poros tersebut.
Karena daya tarik itulah  permainan ini tidak pernah kehilangan penggemar, mulai anak-anak hingga  orang dewasa, termasuk di Indonesia. Yoyo, yang dahulu merupakan alat  berupa batu bercelah yang diikatkan oleh tali akar untuk digunakan  sebagai senjata bagi masyarakat Filipina buat berburu itu, kini menjadi  permainan yang digandrungi sebagai sebuah hobi. Sampai-sampai di Tanah  Air kini sudah muncul komunitasnya, semisal Klub Yo-Yo Indonesia.
Secara  garis besar, setidaknya ada lima trik yang kerap dilakukan dalam  permainan yoyo. Pertama, trik string, yakni memainkan yoyo dengan ujung  tali terikat pada jari. Lalu melakukan variasi trik sebanyak mungkin  pada saat yoyo berputar di ujung tali. Lalu ada pula double looping,  trik yang dilakukan dengan cara memainkan dua yoyo looping (yoyo yang  talinya mudah menggulung atau yoyo mudah kembali ke tangan jika  dilempar) yang dipasang pada kedua tangan, kiri dan kanan.
“Untuk  double looping, variasi triknya yakni melakukan putaran berkesinambungan  di antara kedua yoyo tersebut,” kata Oke Rosgana, salah satu penggiat  sekaligus desainer yoyo. Kemudian ada juga trik double string yang  metodenya tidak jauh berbeda dengan trik string, hanya saja menggunakan  dua yoyo.
Ada pula sebutan trik off string, yakni trik-trik yang  ujung talinya tidak terikat pada yoyo. Yoyo terlepas kemudian bermanuver  di udara saat dimainkan. “Tetapi yoyo yang terlepas tersebut harus  kembali hinggap pada tali yang kita pegang, dan tergulung lagi,” lanjut  pria yang sering dijuluki sebagai Bapak Yoyo Indonesia itu.
Terakhir  ada trik freehand, yaitu trik yoyo dengan ujung tali yang seharusnya  mengikat pada jari, namun diikatkan pada bandul berupa dadu, bola, atau  benda apa saja yang beratnya tidak melebihi berat yoyo. Permainannya  membuat variasi trik antara yoyo dan bandul bebas terlepas dan bisa  berpindah antara tangan satu dengan yang lainnya, bahkan bisa dilempar  ke udara.
Pada umumnya, diameter yang digunakan untuk yoyo sekitar  5,5 cm. Ukuran itu tergolong di bawah ukuran (under size). Sementara  yoyo yang berdiameter di atas 5,5 cm merupakan yoyo yang biasanya  digunakan untuk trik off string. Bentuknya pun bervariasi, dari yoyo  yang berbentuk bola hingga yang menyerupai kupu-kupu.
Harga yoyo  cukup bervariasi. Bahkan ada yang sampai jutaan rupiah, karena memang  kini yoyo memiliki banyak pilihan variasi bahan. Namun pria berusia 35  tahun itu mengatakan, sebenarnya dengan Rp 200.000 hingga Rp 400.000,  keinginan seseorang untuk memiliki yoyo yang berkualitas sudah bisa  terpenuhi. Dengan harga ratusan ribu, seorang penghobi bisa mendapatkan  yoyo yang mumpuni jika dikaitkan dengan kualitas ketahanan benturan,  keseimbangan, serta putarannya.
Asah Kreativitas
Selain punya daya  tarik karena trik-triknya yang beragam dan terus berkembang, uniknya  yoyo juga sangat positif bagi perkembangan seorang anak dan remaja.  Bermain yoyo dipercaya mampu mengasah kemampuan motorik seseorang.
Di  samping itu, juga disinyalir ada tiga hal penting yang bermanfaat dalam  permainan yoyo, yaitu mengasah kreativitas, menyeimbangkan otak kiri  dan otak kanan, serta sarat dengan teknologi dan berhubungan dengan  fisika. “Itu setidaknya sempat disampaikan mantan Menristek, Kusmayanto  Kadiman,” kata Oke.
Soal terasahnya kreativitas dalam menekuni hobi  yoyo, sebetulnya juga dialami Oke. Maklum, dari hanya sekadar seorang  penghobi yang menekuni Yoyo sejak tahun 2000, lambat laun ia kini juga  menjadi desainer yoyo yang cukup dikenal di mancanegara. Terbukti Oke  sempat dipercaya mendesain beberapa produk yoyo di beberapa negara  seperti Amerika Serikat, Australia, dan China. Selain itu, kini ia juga  mulai meluangkan waktunya untuk mengajarkan yoyo dalam ekstrakurikuler  di sekolah-sekolah. (cr-16)
 
Komentar